PT Thorcon Power Indonesia (TPI) is accelerating its commitment to the development of safe, clean, sustainable nuclear energy and green economic practices in Indonesia through impactful collaborations with national institutions and regulatory bodies. As Indonesia enters a critical phase in its energy transition, Thorcon is aligning its initiatives with Indonesia’s long-term energy roadmap, specifically the National Long-Term Development Plan (RPJPN) 2025–2045 and the Electricity Supply Business Plan (RUPTL) 2025–2035, which officially incorporate nuclear energy into the national energy mix for the first time.
On May 19–20, 2025, Thorcon and the Nuclear Energy Regulatory Agency (BAPETEN) signed an updated Terms of Reference (ToR) for Phase 3 consultations on Safety, Security, and Safeguards (3S). This action reinforces Thorcon’s commitment to regulatory compliance and excellence in safety standards as it proceeds with licensing for its initial Thorcon 500MW nuclear power plant (NPP), designed for shipyard construction. The signing ceremony occurred in conjunction with a Quality Management System Workshop in Jakarta, attended by key representatives from Thorcon, BAPETEN, technical consultants from Empresarios Agrupados Internacional–Ghesa and Bureau Veritas. The workshop outlined the essential minimum project management requirements necessary for ensuring safe implementation, particularly with regard to maritime technical standards.
Complementing its regulatory initiatives, Thorcon is also enhancing its academic partnerships. On March 22, 2025, Thorcon renewed its Memorandum of Understanding (MoU) with Universitas Sebelas Maret (UNS), strengthening the collaboration initiated in 2021. This partnership supports public engagement activities, including the execution of the Phase II Public Acceptance Survey, designed to assess and improve public perception regarding NPP development—a crucial element in fostering transparent and inclusive energy policies. The agreement further emphasizes the role of research and education in preparing the public for nuclear energy adoption.
In a parallel initiative, Thorcon entered another strategic MoU on May 27, 2025, with the Bandung Institute of Technology (ITB) and PT Aimtopindo Nuansa Kimia (ANK) to establish a Liquid Salt Fuel Laboratory. This critical collaboration focuses on research and testing related to molten salt reactor (MSR) fuel—Thorcon’s core technological solution, recognized for its intrinsic safety features and suitability for Indonesia’s specific energy requirements. The partnership aims to advance purification techniques and bolster human resource capacity through joint research and specialized training programs. This initiative lays the foundation for national self-sufficiency in nuclear fuel technology and aligns with Indonesia’s broader scientific and technological objectives.
Collectively, these initiatives represent a significant new chapter in Indonesia’s nuclear energy journey, grounded in transparency, scientific excellence, and institutional cooperation. Thorcon’s integrated approach, combining regulatory preparedness, robust public engagement, and innovation-driven research and development (R&D), positions the company as a pivotal contributor to shaping a sustainable nuclear energy future for Indonesia. If successfully implemented as planned, the Thorcon 500MW NPP project on Bangka Island has the potential to become Indonesia’s first operational nuclear facility, establishing a precedent for secure and visionary energy infrastructure development across the Indonesia’s archipelago.
—-
Bahasa Indonesia Version
Membentuk Masa Depan Bersinar: Kemitraan Strategis Thorcon untuk Mendorong Era Energi Nuklir Indonesia
PT Thorcon Power Indonesia (TPI) mempercepat komitmennya terhadap pengembangan energi nuklir yang aman, bersih, dan ekonomi hijau yang berkelanjutan di Indonesia melalui serangkaian kolaborasi yang berdampak kepada lembaga nasional dan badan regulasi. Seiring Indonesia memasuki fase kritis dalam transisi energi, Thorcon menyelaraskan inisiatif dengan peta jalan energi jangka panjang Indonesia, termasuk RPJPN 2025–2045 dan RUPTL 2025–2035 yang secara resmi memasukkan energi nuklir sebagai bagian dari campuran energi nasional untuk pertama kalinya.
Pada 19 – 20 Mei 2025, Thorcon dan Badan Pengawas Energi Nuklir (BAPETEN) menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja (ToR) yang diperbarui untuk konsultasi Fase 3 mengenai Keselamatan, Keamanan, dan Pengawasan (3S). Langkah ini memperkuat komitmen Thorcon terhadap kepatuhan terhadap regulasi dan keunggulan dalam standar keselamatan seiring dengan proses perizinan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Thorcon 500MW yang dirancang untuk dibangun di galangan kapal. Penandatanganan dilakukan bersamaan dengan Workshop Sistem Kualitas Manajemen di Jakarta, yang melibatkan tokoh kunci dari Thorcon, BAPETEN, dan konsultan tekniknya dari Empresarios Agrupados Internacional–Ghesa dan Bureau Veritas. Workshop tersebut menguraikan persyaratan manajemen proyek minimum yang diperlukan untuk mendukung implementasi yang aman, terutama terkait standar teknis maritim.
Sebagai pelengkap upaya regulasi, Thorcon juga memperkuat kemitraan akademisnya. Pada 22 Maret 2025, Thorcon memperbarui Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Sebelas Maret (UNS), memperkuat kolaborasi yang dimulai pada 2021. Kemitraan ini mendukung upaya keterlibatan publik, termasuk pelaksanaan Survei Penerimaan Masyarakat Fase II. Survei ini dirancang untuk memahami dan meningkatkan persepsi publik terkait pengembangan PLTN, faktor krusial dalam memastikan kebijakan energi yang transparan dan inklusif. Perjanjian ini juga menekankan pentingnya penelitian dan pendidikan dalam membangun kesiapan masyarakat terhadap energi nuklir.
Dalam inisiatif secara paralel, pada 27 Mei 2025, Thorcon menandatangani MoU lain dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan PT Aimtopindo Nuansa Kimia untuk mengembangkan Laboratorium Bahan Bakar Garam Cair. Kolaborasi strategis ini esensialnya untuk penelitian dan pengujian bahan bakar reaktor garam cair (MSR) merupakan teknologi inti Thorcon, yang dikenal karena fitur keselamatan alami dan kesesuaiannya dengan kebutuhan energi Indonesia. Kemitraan ini bertujuan untuk mengembangkan teknik pemurnian dan kapasitas sumber daya manusia melalui program penelitian dan pelatihan bersama. Proyek ini menjadi landasan bagi kemandirian nasional dalam teknologi bahan bakar nuklir dan sejalan dengan tujuan ilmiah dan teknologi Indonesia secara keseluruhan.
Upaya ini menjadi babak baru dalam perjalanan nuklir Indonesia, yang didasarkan pada transparansi, keunggulan ilmiah, dan kerja sama institusional. Pendekatan terintegrasi Thorcon menggabungkan kesiapan regulasi, keterlibatan publik, riset dan pengembangan (R&D) yang didorong inovasi menempatkan perusahaan ini sebagai pemain utama dalam membentuk masa depan energi nuklir yang berkelanjutan bagi negara. Jika terealisasi sesuai rencana, proyek PLTN Thorcon 500MW di Pulau Bangka berpotensi menjadi pembangkit nuklir operasional pertama di Indonesia, menetapkan preseden untuk infrastruktur energi yang aman dan visioner di seluruh kepulauan.